8.11.07

Jika Hidup Tidak untuk Ibadah

Dear Ran...


Terus Aku mau ngapain? Aku pergi pagi Dengan semangat mencari duniawi Jika angkot macet, langsung berganti sewa taksi Agar harta buruan tidak beralih dari sisi Aku pulang malam Dengan jasad yang kelelahan Sampai di rumah mendekam sampai pagi datang Mungkin Aku lupa Rasulullah saw bagaikan rahib di malam hari Dan menjadi singa di siang hari Sementara Aku Tak peduli siang tak peduli malam Yang penting dunia dalam genggaman Sahabat sedikit aku ingin renungkan Apa sih yang ingin kugapai sampai harus membanting tulang Apa sih yang ingin kubangun hingga pagi datang Apa sih yang ingin kuraih hingga tubuh begitu meradang Jujur saja, untuk urusan perutku bukan? Buat beli martabak atau nasi Masuk perut dan kemudian raib menjadi kotoran Jujur saja, untuk urusan rumah tempat Aku tinggal bukan? Buat beli keramik, AC ataupun busa Dinikmati, rusak, ganti lagi tak berkesudahan Jujur saja, untuk urusan kesenangan anak-anak yang Aku rindukan bukan? Buat pakaian, mainan, ataupun poster-poster idaman Dinikmati, menghilang dari pandangan Jika Aku hidup hanya untuk itu semuanya Maka harga diriku Nilainya sama dengan apa yang Aku makan Nilainya sama dengan apa yang Aku keluarkan dari perut hitam Nilainya sama dengan apa yang Aku rindukan Karena jasadku tak ubahnya tembolok karung Tempat penyimpanan semua makan yang Aku makan Karena jasadku tak ubahnya perekat Tempat semua kesenangan dunia melekat Sepekan, setahun, sewindu Aku bangun sejuta pundi uang Ternyata Aku lupa bahwa kelak yang ku bangun itu pasti ku tinggalkan Ternyata Aku lupa bahwa tempat tinggalku sesudahnya hanya lubang yang kelam Tapi sahabat Jika engkau hidup untuk ibadah Tidak ada setitik harapan pun yang kelak dirugikan Tiada seberkas amal pun yang tiada mendapat balasan Tapi di dalamnya penuh ujian dan batu karang Dan engkau harus yakin penuh akan janji Allah Tapi di dalamnya tidak lekas kau dapatkan keindahan Dan engkau harus yakin bahwa inilah jalan kebaikan
Sahabat Janganlah terlena dengan kesenangan fana Janganlah terlena dengan gemerlapnya dunia Itulah yang Allah berikan sebagai hak para musyrikin di dunia Tiada usah kamu iri dan berpikir tuk hanyut bersamanya Karena kau tahu kehidupan mereka sesudahnya adalah neraka Dan mereka kekal di dalamnya Sahabat Jangan sia-siakan hidup di dunia Bangun rumah ibadah Jika kau diluaskan harta, kembalikan di jalan Allah Jika kau diluaskan waktu, hibahkan di jalan ibadah Jika kau diluaskan tenaga, berikan untuk lapangnya jalan dakwah Jika kau diluaskan pikiran, gunakan untuk merenungi ayat-ayat-Nya Jika kau diluaskan usia, maksimalkan berikan yang terbaik untuk-Nya Sahabat Jalan ibadah inilah yang membedakan kita Dengan para pendusta ayat-ayat-Nya Dan jika engkau hidup di dunia ini tidak untuk tegakkan risalah-Nya artinya Akupun sama dengan mereka Yang lebih menyukai neraka ketimbang surga Dan jika engkau hidup di dunia ini sebagai tujuan Ingatlah bahwa tak lama lagi ruhkupun bakal dicabut dari raga Karena Ternyata Aku akan sama dengan ayam Yang pergi pagi pulang petang Kurang petang tambahin nyampe tengah malam-- Tapi masih mendingan ayam Karena ia rutin bangun sebelum adzan Dan teriakkan lagu keindahan Tapi kamu Rutin subuh setengah delapan Apalagi kalo akhir pekan Bisa jadi subuh hengkang dari pikiran Tapi masih mendingan ayam Karena ia berani pilih makanan yang ia inginkan Tapi Aku Aku embat semua yang ada di hadapan Tidak peduli daging, tumbuhan, ataupun batu hitam Naudzubillah ..... Mudah-mudahan Allah masih berkenan menatap kita, Saat ini.... Hanya sekedar menatap kita, tak lebih Digubah dari puisi "Jika Hidup Tidak Untuk Dakwah" by Agus Sudjarwo

Tidak ada komentar: