10.11.07

Tolong Maafkan Aku, Kawan


Dua orang sahabat karib sedang berjalan melintasi gurun pasir. Ditengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampartemannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi dengantanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir : HARI INI, SAHABATTERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU.Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana merekamemutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terlukahatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasildiselamatkan oleh sahabatnya.Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulisdi sebuah batu: HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU.Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya, "Kenapasetelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dansekarang kamu menulis di batu?" Temannya sambil tersenyummenjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnyadi atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisantersebut. Dan bila sesuatu yang luar biasaterjadi, kita harusmemahatnya di atas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiupangin."Cerita di atas, bagaimanapun tentu saja lebih mudah dibaca dibandingditerapkan. Begitu mudahnya kita memutuskan sebuah pertemanan 'hanya'karena sakit hati atas sebuah perbuatan atau perkataan yang menurutkita keterlaluan hingga menyakiti hati kita. Sebuah sakit hati lebihperkasa untuk merusak dibanding begitu banyak kebaikan untuk menjaga.Mungkin ini memang bagian dari sifat buruk diri kita.Karena itu, seseorang pernah memberitahu saya apa yang harus sayalakukan ketika saya sakit hati. Beliau mengatakan ketika sakit hatiyang paling penting adalah melihat apakah memang orang yang menyakitihati kita itu tidak kita sakiti terlebih dahulu. Bukankah sudahmenjadi kewajaran sifat orang untuk membalas dendam? Maka sungguhsangat bisa jadi kita telah melukai hatinya terlebih dahulu dan diamenginginkan sakit yang sama seperti yang dia rasakan. Bisa jadi jugasakit hati kita karena kesalahan kita sendiri yang salah dalammenafsirkan perkataan atau perbuatan teman kita. Bisa jadi kitatersinggung oleh perkataan sahabat kita yang dimaksudkannya sebagaigurauan.******Namun demikian, orang yang bijak akan selalu mengajari muridnya untukmemaafkan kesalahan-kesalahan saudaranya yang lain. Tapi ini akansungguh sangat berat. Karena itu beliau mengajari kamiuntuk 'menyerahkan' sakit itu kepada Allah -yang begitu jelas danpasti mengetahui bagaimana sakit hati kita- dengan membaca doa, "YaAllah, balaslah kebaikan siapapun yang telah diberikannya kepada kamidengan balasan yang jauh dari yang mereka bayangkan. Ya Allah, ampunikesalahan-kesalahan saudara-saudara kami yang pernah menyakiti hatikami."Bukankah Rasulullah pernah berkata, "Tiga hal di antara akhlak ahlisurga adalah memaafkan orang yang telah menganiayamu, memberikepada orang yang mengharamkanmu, dan berbuat baik kepada orang yangberbuat buruk kepadamu".Karena itu, Saudara-saudaraku, mungkin aku pernah menyakiti hatimudan kau tidak membalas, dan mungkin juga kau menyakiti hatiku karenaaku pernah menyakitimu. Namun dengan ijin-Nya aku berusahamemaafkanmu. Tapi yang aku takutkan kalian tidak mau memaafkan.Sungguh, Saudara-saudaraku, dosa-dosaku kepada Tuhanku telahmenghimpit kedua sisi tulang rusukku hingga menyesakkan dada.Saudara-saudaraku, jika kalian tidak sanggup mendoakan aku agaraku 'ada' di hadapan-Nya, maka ikhlaskan segala kesalahan-kesalahanku. Tolong jangan kau tambahkan kehinaan pada dirikudengan mengadukan kepada Tuhan bahwa aku telah menyakiti hatimu.Tolong, sekali pun jangan. Tolong, maafkan.**

Tidak ada komentar: