
Bukankah kau kata kesendirianmu menjadi pemicunya?
Kelelahanmu menjejaki hari, sendiri, meletihkan hati
Hingga suatu hari kau terpana
sepotong hati yang berkelana sendiri
menemuimu dalam hening
Sepotong hati yang kering, bergemerisik pelan
ketika kau tawarkan kesejukan, keindahan, kelembutan
Tiada pernah menyangka
kau mampu melakukan segalanya.
Segalanya.
Sampai kini ia tak pernah mengerti
apa yang membuatmu berkeras hati
melempar dirimu ke jurang nista
hanya tuk menjeratnya.
Mengikatnya, dan menggiring pulang
sepotong hati yang kering.
Dan kini,
dengan tali yang tetap membebat tubuhnya
kau membiarkan ia mengering,
meranggas.
Setelah pernah ia rasakan lembutnya air
kekeringan ini semakin menyiksa.
Sungguh ia tak pernah mengerti
apa yang kau temukan pada dirinya
yang membuatmu seakan lupa
kau tak pernah sendirian.
Kau tak pernah sendirian.
Sepotong hati yang kering,
mencoba menangis.
Sayang,
ia sudah tak punya air mata.
how could you...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar