
Muhammad berkata: 'dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir....'
Saya ingin mencoba menafsirkan salah satu perkataan Nabi Muhammad yang paling berkesan yang pernah saya temukan. Tentu saja, karena keterbatasan ilmu, apa yang akan saya ungkapkan belum tentu merupakan suatu kebenaran yang mutlak, jadi jangan percaya seratus persen. Walaupun memang terpengaruh, mudah2 an menuju ke arah yang lebih baik.
Ada satu objek dijadikan fokus oleh Muhammad pada kalimat ini yaitu 'dunia'. Saya mengasumsikan 'dunia' ini adalah tempat kita berada sekarang ini, dunia materi yang ditangkap oleh indera kita yang membuat kita percaya bahwa kita 'ada'. Bedakan 'dunia' dengan 'akhirat', dunia adalah 'dimana' kita berada sekarang ini, dan akhirat adalah 'dimana' kita nanti setelah mati. Dalam kalimat tersebut beliau menyampaikan bahwa pandangan atau persepsi manusia terhadap dunia yang kita tinggali ini berbeda-beda, inilah yang menentukan bagaimana manusia bersikap dalam kehidupan kesehariannya. Saya tidak ingin menyebutkan mana yang positif dan mana yang negatif, dalam hal ini anda berhak menilai sendiri.
Dalam konteks duniawi orang beriman dihubungkan dengan penjara. Dengan kalimat diatas beliau menegaskan bahwa dunia bagi orang yang beriman adalah penjara. Kenapa bisa begitu? Keimanan adalah pembenaran, dan dalam konteks agama berarti terhadap adanya Dzat yang Maha Besar yang Satu yang menciptakan kita dan dunia yang kita tinggali ini, sekaligus pembenaran terhadap adanya utusan2 yang menyampaikan kepada kita panduan dalam menjalani hidup ini dan memberikan kabar akan adanya alam akhirat, baik itu surga maupun neraka. Seorang yang beriman akan merasa terpenjara dengan dunia, karena ia ingin menggapai hal yang lebih dari itu yaitu kebahagiaan kekal di akhirat, dengan begitu ia akan selalu merasa terpenjara, dunia ini terlalu terbatas, seperti layaknya terkurung dalam sebuah sel dimana terkurung dari dunia luar, pada hakikatnya mereka tidak merasa bebas mutlak. Ada peraturan disini dalam bentuk norma dan agama, ada moral dan etika, mana yang baik dan mana yang buruk....Orang yang beriman tidak akan pernah dapat bebas melakukan segala sesuatu di dunia ini....ia akan selalu terikat pada aturan. Aturan-aturan ini mereka pegang demi mendapatkan tujuan yang lebih besar bagi mereka yaitu kebahagiaan di akhirat.
Beda dengan orang yang termasuk dalam golongan kafir, yang justru menyalahkan hal2 yang dibenarkan oleh orang2 beriman. Mereka tidak percaya benar2 bahwa ada Tuhan, dan ada Hari Akhirat (dan lain-lain). Mereka tidak percaya akan adanya surga dan neraka mereka tidak percaya akan adanya surga dimana mereka bisa meraih kebahagiaan yang mutlak. Dengan ketidak percayaannya (atau kekurang percayaan) itu mereka berusaha meraih kenikmatan di dunia ini (yang disimbolisasikan sebagai surga atau 'surga dunia'). Intinya ketika seseorang di dunia merasa bebas (melakukan apa saja yang ia mau), kalau menurut perkataan ini, mereka termasuk golongan kafir (!) atau 'sopannya' belum beriman. Orang kafir mah bebas! dia bisa melakukan segala hal yang dia inginkan, untuk memuaskan hasratnya meraih kebahagiaan menurut dia. Orang seperti ini tidak akan pernah puas dengan apa yang di dapat, wujud kebahagiaan bagi mereka adalah kesenangan-kesenangan ini. Tidak peduli akan atau sedikit mengabaikan agama, norma, nilai2, etika dan lain2, mereka berusaha meraih kebahagiaan sebanyak-banyaknya selama hidup di dunia. Mereka berprinsip 'hidup cuma sekali, kita nikmatin aja...'.
Kemudian yang menarik, kenapa Muhammad menyebutkan penjara dan bukannya neraka yang normalnya merupakan lawan dari kata surga? Keterpenjaraan berarti adalah ketidak bebasan atau terkurung, dikurung, atau mengurungkan diri. Betul bahwa di neraka kita juga terpenjara, bedanya neraka dari penjara, adalah tidak adanya kebahagiaan di neraka. Seorang yang terpenjara tidak melulu tersiksa. Seorang beriman pun walaupun ia terpenjara , ia dapat menemukan kebahagiaan...kebahagiaan yang muncul dari harapan dan kecintaannya kepada sesuatu yang Kekal, beda dengan neraka dimana ia tidak akan pernah mendapatkan secuilpun kebahagiaan. Mereka menemukan kebahagiaan dalam menolong orang lain (yang merupakan suatu beban bagi golongan lainnya). Mereka melepaskan ego dan nafsunya sehingga walau ia terpenjara sebenarnya ia bebas...(!). Hmmm, mungkin ini yang dimaksudkan sebagai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sebagai penutup, kita perlu bertanya pada diri kita sendiri, 'Apa sih dunia bagi kita..?'
Setelah anda menjawab pertanyaan diatas, anda akan tahu anda termasuk dalam golongan mana. Masih ada waktu untuk berubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar