Aku pernah bilang akan meninggalkanmu, tapi aku tak tahu
Adakah saat yang paling tepat untuk pergi?
Akankah ada waktu yang cukup tepat untuk meninggalkanmu?
Bukankah kita tak pernah merencanakan akan berjumpa dan menjadi sangat dekat?
Dan bukankah kita memang bertemu di waktu yang tak tepat?
Sayangnya waktu terlalu baik pada kita kemarin
Hingga kita pikir, segalanya adalah rencana terbaik dari alam
Waktu begitu memanjakan kita dengan kasih sayang
Yang sama sekali tak pernah kita rencanakan akan tumbuh
Kita tak pernah mengambil apa-apa dan tak ingin mengganggu siapapun
Kamu jadi begitu berharga buatku seperti kamu mengaku membutuhkanku
Kita menitipkan rasa pada semesta dan tak berani berharap dia mau membacanya
Mimpi-mimpi ajaib kerap melintas dalam percakapan
Yang selalu kita abaikan kemudian
“Biar saja alam mengaturnya,” begitu kita selalu berkata
Dan tampaknya, kini kita harus kembali lagi
Ke titik awal perjumpaan yang memang selalu akan mengantar kita
Pada akhir yang juga tak pernah ingin kita rencanakan
Kalau boleh memilih, mungkin aku akan tak beranjak ke mana-mana
Karena sebenarnya aku ingin membenamkan kepala lebih dalam di dekapmu
“Aku masih ingin di sini,” kataku suatu kali
Dan kamu bilang, kamu memang berharap begitu
Karena kepergianku akan membuatmu mati
Tapi apa yang bisa kita lakukan ketika waktu memutuskan untuk beranjak
Meninggalkan kita yang telah tak lagi bisa pergi ke mana-mana
Hatiku ingin berdiam selamanya di hatimu
Tapi waktu seperti memaksaku meninggalkanmu
Tak ada yang membelaku
Tak ada yang harapkan aku tetap tinggal di hatimu
Waktu permainkanku seperti gasing, membuatku pening
Dan ketika putarannya terhenti
Kulihat duniaku limbung dan aku harus bertahan untuk tidak jatuh
Tak ada yang mau menyanggaku lagi karena aku mengambil langkah sendiri
Tak ada yang membelaku, membelamu, membela kita
Jadi tampaknya aku memang harus pergi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar